I Pendahuluan
Kecemasan adalah keadaan yang beroeriantasi pada masa yang akan datang, yang ditandai dengan efak negative, dimana seseorang memfokuskan diri pada kemungkinan datangnya bahauya atau kemalangan yang tidak dikontrol. Biasanya rasa cemas ini terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Bahkan kecemasan ini perlu dimiliki oleh manusia. Apabila kecemasan itu berlebihan akan berubah menjadi abnormal, ketika kecemasan yang ada dalam diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya.
Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami gangguan kecemasan yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Seseorang dikatakan menderita anxiety disorder apabila kecemasan atau anxietas ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut. salah satunya terganggunya fungsi sosial dalam diri individu. Misalnya, kecemasan yang berlebihan ini menghambat diri seseorang untuk menjalin hubungan akrab antar individu maupun kelompoknya.
II Pokok pembahasan
· Kecemasan
· Panic
· Fobia
· Obsesif-kompulsif
· Stres pasca-trauma
III. Pembahasan
1.Kecemasan
kecemasan merupakan keadaan yang berorientasi pada masa yang akan datang, ang ditandai efek negative. Secara sederhana, anxiety memberi pengaruh yang cukup besar terhadap penampilan seorang. Maka penampilan seorang akan semakin bagus saat tingkat kecemasan mulai meningkat. Namun, saat tingkat kecemasan mulai naik dan terus naik, kecenderungan penampilan akan menurun.
Namun, tingkat kecemasan dan stress antara satu orang dengan orang lain berbeda. Ada beberapa hal yang membedakan tingkat kecemasan. Yang pertama adalah pengalaman. Yang lebih berpengalaman terbukti memiliki level kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang baru saja. Yang kedua adalah situasi dan kondisi kompetisi. Kompetisi yang bersifat lebih tinggi tingkatnya cenderung menyebabkan meningkatnya tingkat kecemasan bagi seseorang. Sebagai contoh level kejuaraan dunia ternyata lebih stressful dibanding dengan kejurnas. Selain level kompetisi, fase kompetisi itu sendiri juga memberi pengaruh yang cukup besar. Dalam kompetisi sepakbola yang berformat liga, situasi yang cenderung membuat cemas adalah saat-saat kompetisi mendekati akhir dengan nilai yang tidak terpaut jauh sehingga masih ada kemungkinan mengejar atau dikejar.
1. Panik
Panic adalah sebuah keadaan yang terjadi pada seseorang , yang diawali akan adanya ketakutan adapun beberapa tandanya adalah depresi stress dan halusinasi dan terwujud , dalam gerak ,reflek tubuh ,dan pshicolinguistik .atau cara berbahasa, yang menjadi cermin tingkat kepanikan. Gangguan panic kebanyakan diderita oleh perepuan, karena perempuan sering kali menghindar dan mengendam masalah-masalah yang belum terselesaikan. Ketika kejadian itu berulang lagi dia sksn merasa terkejut dan panic. Sedikit laki-laki yang mengalami gangguan panic, karena laki-laki mempunyai ketakutan yang begitu kuat sehingga kebanyakan laki-laki mau tidak mau harus mengatasinya.
Serangan panik ini terjadi tiba-tiba, seseorang merasa khawatir jika dirinya mengalami keadaan itu lagi (kecemasan antisipasi). Serangan panic ini juga telah mengganggu fungsi seorang baik pribadi dan sosial. Gejala-gejala yang di rasakan orang yang panic seperti: sesak nafas, detak jantung keras, sakit di dada, merasa tercekik, pusing, bergetar.
2. Fobia
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu sebenar tidak ada dasar yang jeles. Gangguan fobia ini sangat nenyusahkan bagi penderitanya, tetapi orang dapat mengadaptasikan diri terhadap fobia tersebut.
Ternyata, ragan fobia sana banyaknya dengan banyaknya benda dan situasi yang ada di bumi ini. Seperti: binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah,cacing, seranga, cicak, kecoa, kera, kanbing, naik mator, takut ditenpat gelap. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa ketika dia sudah mulai banyak berfikir dan pengalaman.
Fobia Spesifik adalah Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb. Fobia, terkait Sosial Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum yang masing teringat hingga saat ini.
Penyebab: Teori Psikoanalitik: pertahanan melawan kecemasan hasil dorongan id yang direpres. Kecemasan: pindahan impuls id yang ditakuti ke objek/situasi, yang mempunyai hubungan simbolik dengan hal tersebut, Menghindari konflik yang direpres. Cara ego untuk mcnghadapi masalah yang sesungguhnya konflik pada masa kaaak-kanak yang direpres. Teori Behavioral: hasil belajar kondisioning kfasik, kondisioning operan, modeling.
Penyebab: Teori Psikoanalitik: pertahanan melawan kecemasan hasil dorongan id yang direpres. Kecemasan: pindahan impuls id yang ditakuti ke objek/situasi, yang mempunyai hubungan simbolik dengan hal tersebut, Menghindari konflik yang direpres. Cara ego untuk mcnghadapi masalah yang sesungguhnya konflik pada masa kaaak-kanak yang direpres. Teori Behavioral: hasil belajar kondisioning kfasik, kondisioning operan, modeling.
Tapii gejala ini terjadi hanya dalam keadaan tertentu. Dalam beberapa gangguan fobia, keadaan ini hanya sedikit dan pasien bebas dari kecemasan untuk sebagian besar waktu. Dalam gangguan fobia lain banyak memprovokasi keadaan kecemasan, dengan hasil yang kecemasan lebih sering, tapi bahkan jadi ada situasi di mana tidak ada kecemasan yang dialami.. Dua fitur lain ciri gangguan fobia: orang menghindari keadaan yang menimbulkan kecemasan dan kecemasan pengalaman mengantisipasi jika ada prospek bertemu keadaan tersebut.
3. Obsesif-kompulsif
Obsesif-kompulsif adalah kulminasi gangguan-gangguan kecemasan ang bersifat merusak. Bukan tidak lazim bila seorang penderita OCD(OBSESSIVE-COMPUSIVE DISORDER ) menglami kecemasan menyekuruh yang cukup berat. Serangan panic yang berulang kali terjadi,perilaku menghindar yang membuat orang merasa lemah dan depresi berat, yang semuanya terjadi secara simultan berkonjungsi dengan gejala-gejala Obsesif-kompulsif. Dan individu tidak bisa memiliki pijakan mengontrol serta tidak bisa mempredisikan peristiwa. anxietas adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya kecemasan yang berlebihan dan muncul dalam berbagai gejala. Pada gangguan obsesif kompulsif, gejala dapat berupa pikiran yang terus berulang tanpa bisa dikendalikan (obsesif), tindakan berulang yang tidak bisa dikendalikan untuk menjalankan pikiran obsesif (kompulsif) yang menganggu produktifitas sehat.
Seperti contoh Kasus dibawah ini: X adalah seorang remaja madya yang saat ini sedang kuliah disuatu universitas. sudah beberapa hari ini ia mempunyai kebiasaan aneh yang tidak bisa ia hentikan. kebiasannya adalah mencuci tangannya lebih dari 10x dalam satu hari. teman-temannya juga heran mengapa ia berperilaku seperti itu. ketika ia berkonsultasi kepada psikolog sekolahnya ia baru tahu apa yang terjadi padanya. psikolog menanyainya apa yang menyebabkannya seperti itu, lalu X mulai menceritakan kejadian apa yang sebenarnya ia lakukan.X adalah kakak dari A. saat kecil keduanya pernah bertengkar, X tanpa sengaja mengambil gunting dan menorehkannya ke lengan adiknya,A. akibatnya lengan A terluka dan menyebabkannya cacat. peristiwa ini membuatnya bersalah dan ia terus menerus memikirkan kesalahannya ini (obsesif), dan tiap kali ia mengingatnya ia akan mencuci tangannya berulang-ulang. (kompulsif). Berdasarkan cerita diatas, kita bisa melihat bahwa obsesif adalah pemikiran yang berulang dan terus-menerus. Sedangkan kompulsif adalah pelaksanaan dari pemikirannya tersebut. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap perilaku ini wajar.
Dewasa muda, mengikuti kejadian yang penuh stres: kehamilan, kelahiran, konflik keluarga, kesulitan dalam pekerjaan, keadaan depresi. Penderita obsesif-kompulsif sering menderita depresi. Pikiran yang berkali-kali datang yang sering mengganggu tampak tidak rasional tidak dapat dikontrol mengganggu hidupnya. dapat berbentuk keragu-raguan yang ekstrim, penangguhan tidak dapat membuat keputusan. pasien tidak dapat mengambil kesimpulan.
Kompulsi : impuls yang tidak dapat ditolak mengulangi tingkah laku ritualistik berkali-kali. Kompulsi sering berhubungan dengan kebersihan dan keteraturan. Penderita merasa apa yang dilakukannya asing. Ada 5 bentuk obsesi:
1. Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara baik (75% dari pasien).
2. Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya fokus pada kejadian yang akan datang (34% dari pasien).
3. Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%). 4.Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang memalukan (26%)
5. Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%). Ada 2 macam kompulsif.
1. Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%).
2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung sampai 10.
Rochman dan Hodgson; dua macam kompulsi: membersihkan dan mengecek.
2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung sampai 10.
Rochman dan Hodgson; dua macam kompulsi: membersihkan dan mengecek.
5. Post Traumatik-Stress Disorder
Post Traumatik-Stress Disorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma)
PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD biasnya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD.
PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD biasnya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD.
Stress paska trauma umumnya dialami oleh setiap manusia dalam setap memori otak sadar yang disalurkan dalam otak bawah sadar dalam setiap kejadian-kejadian yang berdampak pada perilaku, awalnya trauma yang cukup mendalam dialami hingga menggores psikis seseorang secara terus menerus, adapun penyebapnya di sebabkan oleh sebuah benteng-benteng ketakutan yang di bentuk seseorang itu sendiri , secara bertahap namun sangat mengganggu totalitas kerja dan cenderung menghambat, perkembangan, cara penaggulangan perlu secara bertahap, dengan membentuk dan memperbaiki sebuah kepribadian baru yang bakal ,menumbuhkan spirit dan koreksi diri dalam sebuah kehidupan, gangguan pasca trauma seharusnya tidak dihindari namun kita telaah lebih dalam guna sebuah, pembaharuan mental dan pshikis
Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang lampau. Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi buruk atau gangguan tidar. Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang, serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam.
IV Kesimpulan
Nowadays we ve explained we really wish it shall be keys to be tormendeous for the next phase , we are as writer needed to be corrected briskly by this vacation, in order to understand that a frighten must be getting rid the summary we can enjoy our life without thinking sacrasstially in return for avoid lack of mind even a bad luck. We reluctantly to emit definitively , as it has been undergone by everyone , told that no creature denies to steer the case of mind, I need u to scripture what so hard anxiousness , in this way we are concluding so hard because of the case must go on.
Escorts allot of mistakes we wonder if someone says representatively as these are hoped to be progress on one day to protect from anything we gave so far,
V Penutup
Thank you very much without reduce our homage to the listener , more over the teacher of us ,who usually guide in general we can say that this part strongly has to be considered to bring us to life gathering , redundantly by our sum it isn’t on adequate places to dehitilize and mobilize our mind exception this vacation of anxiousness which will birth several madness , we shall not suspend time anymore and just to tell thank you; gooden morden schuler und schulerin ich sprechen keep the spirit and have a great time may be our day will be nice
Daftar pustaka
Durand, Mark, dan David H. Barlow, Intisari Psikologi Abnormal, yogyakarta : Pustaka Pelajar, edisi : keempat, 2006
Wiramihardja, Sutardjo A. Pengantar Psikologi Abnormal, Bandung : Refika Aditama, cetakan, kedua 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar